Call Of Duty Modern Warfare 3

Sabtu, 26 November 2011

Hitler dan ulama Islam




Muhammad Amin al-Husseini, Mufti Besar al-Quds (Jerusalem), memimpin perlawanan Palestina melawan Yahudi dan Inggris dari pembuangannya di Berlin, dan mantan Perdana Menteri Irak Rashid Ali al-Gailani juga memimpin perlawanan bangsanya dalam melawan imperialisme Inggris dari ibukota Jerman tersebut. Terdapat pula grup-grup pelopor dari jurnalis Arab, penulis, dan aktivis yang berjuang demi kemerdekaan negara mereka masing-masing dari pengasingan mereka di Jerman.


Dan sekarang saya ingin bertanya: Kita dijajah selama ratusan tahun oleh Belanda, dan kemudian Belanda sendiri diperangi oleh Hitler, lalu mengapa sekarang kita berkaok-kaok menghujat Nazi dan segala sesuatu tentangnya dengan "berpedoman" pada propaganda karbitan yang kita telan mentah-mentah? Apakah dalam sejarahnya Nazi Jerman pernah menjajah Indonesia? Apakah dalam sejarahnya Nazi Jerman begitu berlumuran darah orang-orang Muslim? Jawabannya adalah: WADON BAE BLE'E-BLE'E (baca: TIDAK!)



Saya ingatkan lagi tentang apa yang telah ditulis sebelumnya tentang strategi geopolitik Jerman, kebangkitan Jerman sebagai negara superpower dan pendirian divisi-divisi Islam. Semua ini telah menyediakan sebab bagi kebijakan-kebijakan Hitler yang sangat pro-Muslim. Hambatan utama terletak dari diplomat-diplomat tua yang lebih memilih kebijakan konservatif demi menenangkan kekuatan-kekuatan dunia saat itu dan tidak mengancam keseimbangan kekuatan yang ada. Tapi disana terdapat pula elemen-elemen muda dalam tubuh Kementerian Luar Negeri Jerman yang ingin mengambil keuntungan dari perjuangan anti-kolonialisme yang digalakkan negara-negara terjajah sehingga mereka mendukung adanya kebijakan pro-Arab dalam melawan Zionisme yang didukung oleh imperialis Barat. Tentu saja hal ini sangat klop dengan arah kebijakan yang diambil Hitler saat itu.



Para pendukung Arab ini di antaranya adalah Dr. Fritz Grobba, seorang veteran di Kementerian Luar Negeri dari tahun 1924 yang kemudian bertugas sebagai Duta Besar Jerman di Irak dan Arab Saudi. Dia merupakan seorang pengagum kebudayaan Islam yang dijuluki "Lawrence of Arabia-nya Jerman" dan menjadi teman dekat dari al-Husseini. Setelah Perang Dunia II usai, Grobba memeluk agama Islam dan menjadi penghubung politik antara pemimpin Mesir Gamal Abdel Nasser dengan pihak Jerman dan Soviet (Kevin Coogan, Dreamer of the Day: Francis Parker Yockey and the Postwar Fascist International, New York: Autonomedia, 1999, halaman 383).

Tokoh lainnya adalah Werner-Otto von Hentig, teman dekat dari Grobba yang merupakan mantan kepala Divisi Arab di Kementerian Luar Negerinya Joachim von Ribbentrop. Setelah perang usai, dia menghabiskan sebagian besar waktunya di Timur Tengah. Pada tahun 1955 Raja Ibnu Saud menunjuknya sebagai kepala penasihat Eropa untuk Arab Saudi. Dahsyatnya lagi, dia kemudian menjabat sebagai Duta Besar Jerman untuk? Indonesia! Dalam kapasitasnya tersebut, dia menemani delegasi Saudi sebagai penasihat khusus dalam Konferensi Asia-Afrika yang digelar di Bandung bulan April tahun 1955. Hentig memberi nasihat pada orang-orang Arab untuk mengadopsi kebijakan netralisme dalam politik dunia dan mempertahankan kemerdekaan mereka dari super power dunia saat itu, Amerika dan Rusia (Kevin Coogan, Dreamer of the Day: Francis Parker Yockey and the Postwar Fascist International, New York: Autonomedia, 1999, halaman 384).


DI BAWAH INI DAFTAR BEBERAPA MEREKA YANG HAMPIR MENJADI MUALAF


Erich Altern (Ali Bella) : Mantan komisioner seksi urusan Yahudi di Gestapo yang kemudian menetap di Mesir dan menjadi instruktur para pejuang perlawanan Fatah dalam melawan Israel.

Hans Appler (Salah Chaffar) : Mantan anakbuah Goebbels yang kemudian bekerja di Kementerian Informasi Inggris tahun 1956 dan kemudian dilanjutkan dengan menjadi anggota Islamic Congress.

Franz Bartel (Hussein) : Asisten kepala Gestapo di Kattowitz, dari sejak tahun 1959 dia lalu bertugas di departemen Yahudi yang menjadi bagian dari Kementerian Informasi Mesir.

Walter Baumann (Ali Ben Khader) : SS-Sturmbannführer yang pernah bertugas di Warsawa, dia lalu bekerja di Kementerian Peperangan Mesir dan menjadi instruktur Front Pembebasan Palestina.

Fritz Bayerlein : Jenderal terkenal Perang Dunia II yang pernah bertempur bersama Erwin Rommel di Afrika Utara. Dia ikut membantu perbaikan tank-tank kepunyaan Angkatan Darat Mesir.

Hans Becher : Kepala seksi Yahudi Gestapo di Wina, dia kemudian menjadi instruktur kepolisian Mesir di Alexandria (Iskandariyah).

Wilhelm Beissner : Kepala Kantor Pusat Keamanan Reich (RSHA) yang kemudian bertempat tinggal di Mesir.

Bernhard Bender (Bashir Ben Salah) : perwira Gestapo yang pengetahuan mendalamnya akan Yiddish membuatnya mampu masuk ke dalam organisasi bawah tanah Yahudi di Warsawa. Dia kemudian bertugas sebagai penasihat satuan polisi politik di Kairo dengan pangkat Letnan Kolonel.

Werner Birgel (El-Gamin). Perwira SS dari Leipzig yang bertugas di Kementerian Informasi Mesir.

Wilhelm Böckler (Abd al-Karim) : SS-Untersturmführer yang bertugas di Warsawa. Dia kemudian menjadi seorang pejabat di Kementerian Informasi Mesir bagian urusan Israel setelah kabur ke negara tersebut pada tahun 1949.

Wilhelm Börner (Ali Ben Keshir): SS-Sturmbannführer yang kemudian bertugas di Kementerian Dalam Negeri Mesir dan menjadi instruktur Front Pembebasan Palestina.

Alois Brunner (Ali Mohammed) : Perwira SS yang memegang posisi senior di Departemen Yahudi pimpinan Adolf Eichmann. Dia kemudian menjadi penasihat pasukan khusus Mesir dan Suriah. Mossad (dinas intelijen Israel) berkali-kali mencoba membunuhnya di Damaskus, yang diberitakan sebagai tempat tinggalnya.

Friedrich Buble (Ben Amman) : SS-Obergruppenführer bersama Gestapo yang kemudian menjadi direktur Departemen Hubungan Masyarakat Mesir tahun 1952 sekaligus sebagai penasihat pasukan polisi Kairo.

Franz Bünsch: Anak buah Goebbels yang menjadi koresponden BND di Kairo dan membantu mengorganisasikan mata uang Riyal Arab Saudi tahun 1958.

Erich Bunzel : SA-Obersturmführer sekaligus Major dan kolega Goebbels. Dia kemudian bertugas di departemen Israel di Kementerian Informasi Mesir.

Joachim Däumling (Ibrahim Mustafa): Kepala Gestapo di Düsseldorf, dia kemudian menjadi penasihat sistem penjara Mesir dan anggota pelayanan operator radio di Kairo. Dia dipekerjakan untuk membantu pengembangan dinas intelijen Mesir.

Hans Eisele : Dokter SS dengan pangkat Hauptsturmführer yang kemudian menjadi staf medis di fasilitas pesawat dan misil Mesir di Helwan sampai dengan kematiannya tahun 1965.

Wilhelm Fahrmbacher : Generalleutnant dalam tubuh Wehrmacht yang menjadi penanggungjawab Vlassov Armee di Prancis tahun 1944. Dia kemudian bertugas sebagai penasihat militer Gamal Abdel Nasser dan bergabung dengan staff perencana pusat di Kairo.

Eugen Fichberger : SS-Sturmbannführer

Leopold Gleim (Ali al-Nasher) : SS-Standartenführer di Warsawa dan kepala departemen Gestapo untuk urusan Yahudi di Polandia. Dia kemudian bertugas di dinas intelijen Mesir.

Gruber (Aradji) : Teman dekat kepala Abwehr (Dinas Intelijen Wehrmacht) Admiral Wilhelm Canaris. Dia lalu melarikan diri ke Mesir dan bekerja untuk Liga Arab dari tahun 1950.

Baron von Harder : Mantan asisten Goebbels yang kemudian tinggal di Mesir.

Ludwig Heiden (Luis el-Hadj) : Perwira SS sekaligus jurnalis Weltdienst (agen pers Jerman) yang ditransfer ke kantor pers Mesir dalam Perang Dunia II. Setelah perang usai, dia kembali lagi ke Mesir tahun 1950 dan menulis buku-buku tentang Third Reich dalam bahasa Arab!

Aribert Heim : SS-Hauptsturmführer yang kemudian menjadi dokter di pasukan kepolisian Mesir.

Franz Hithofer : Perwira Gestapo di Wina yang melarikan diri ke Mesir tahun 1950.

Ulrik Klaus (Muhammad Akbar).

Karl Luder : Mantan kepala Hitlerjugend di Polandia yang kemudian bertugas di Kementerian Peperangan Mesir.

Gerhard Mertins : SS-Standartenführer.

Rudolf Mildner : SS-Standartenführer dan kepala Gestapo di Katowitz dan Polizei di Denmark. Dia bertempat tinggal di Mesir dari tahun 1963.
Alois Moser : SS-Gruppenführer yang bertugas di Ukraina dan kemudian menjadi instruktur gerakan paramiliter BAJU HIJAU di Kairo.

Hubungan NAZI dengan Islam




Jerman merupakan sekutu dari Turki selama berlangsungnya Perang Dunia Pertama. Setelah berakhirnya perang akbar tersebut, pihak Jerman menderita rasa malu dan kepedihan yang amat dalam atas kekalahan yang telah mereka alami dan penghinaan dari Sekutu si pemenang. Hal ini ternyata berlaku pula bagi orang-orang Arab yang merasa dikhianati oleh janji-janji palsu Inggris dan Prancis akan kemerdekaan mereka. Banyak dari pejuang-pejuang terbaik Arab dan Muslim yang tewas dalam pertempuran demi membela Sekutu, dan kini mereka menuntut hak-hak mereka yang selama ini terabaikan. Situasi yang suram ini dimanfaatkan oleh para strategis Jerman untuk menentukan posisi geopolitis mereka dalam melawan imperialisme-plutokratik dan merapat lebih dekat lagi kepada bangsa-bangsa Timur Tengah yang tertekan. Sebabnya adalah sederhana: mereka mempunyai musuh yang sama: pihak Sekutu Barat (Inggris, Prancis, Amerika dan lain-lain).

Para strategis Jerman ini termasuk pula adalah Karl Haushofer dan Otto Strasser yang sangat menginginkan adanya "kekuatan ketiga" di Eropa yang sama-sama menjadi oposan dari kapitalisme dan komunisme. Minat utama para strategis ini adalah untuk memenangkan kaum "tidak berpunya" (yang selama ini tertekan) melawan kaum "berpunya". Latar belakang ini ternyata kemudian membuat beberapa di antara orang-orang Jerman tersebut yang masuk Islam setelah mendalami lebih jauh akan sumber utama dari kebudayaan Arab yang mereka teliti.


Dengan bangkitnya gerakan Nasional-Sosialis di Jerman, bermunculan pula tokoh-tokoh politik baru di Jerman yang menyuarakan statemen-statemen tentang Islam yang sangat kontras dengan keyakinan umum yang berlaku saat itu di Eropa. Tokoh-tokoh ini termasuk pula adalah Adolf Hitler dan Heinrich Himler! Sepeti apa pandangan-pandangan mereka tentang Islam? Mari kita lihat contoh salah satunya di bawah:

AMIN AL HUSEIN DAN PASUKAN NAZI

1.Pandangan Nazi pada islam 

pada bulan November 1938 sebuah surat kabar bernama Die Welt, dengan merujuk pada artikel yang muncul di Der Arbeitsmann, menulis sebagai berikut: "Inti utama dari artikel tersebut adalah pujian akan konsep Islam tentang takdir, sebagai sebuah contoh komperehensif akan ide-ide tentang nasib yang akan datang. Hal ini sekaligus pula bertentangan dengan konsep-konsep yang diyakini oleh doktrin Kekristenan yang selama ini berlaku." Di pihak lain, dengan merujuk pada mingguan Berlin Fridericus, sebuah majalah Prancis menulis bahwa "jumlah orang-orang yang masuk Islam yang semakin meningkat sampai saat ini tak pernah menimbulkan masalah berarti di Jerman."
Fridericus mengklaim bahwa hal ini disebabkan oleh konsep Islam yang "memproklamasikan prinsip-prinsip vital dari etika yang sudah terbina, sehingga sangat mungkin untuk dikonfirmasikan." Dengan mengharmonisasikan ide-ide keadilan dan pengampunan, Islam telah membuat "banyak orang-orang Nordik yang merasa tertarik dengan ajaran-ajaran pembebasan dan keseteraan yang dikemukakannya."
Der Welt menyimpulkan laporannya: "Orang-orang Austria yang bergabung kembali dengan Reich mendapati bahwa di ibukota yang baru kini berkembang penelitian dan minat yang besar akan agama Muhammad, sehingga kita bisa melihat bertambahnya orang-orang lokal yang memproklamirkan diri sebagai pengikutnya (seperti tercatat di laporan resmi pemerintah). Di pihak lain, propaganda-propaganda terencana yang mendukung ditinggalkannya ajaran-ajaran Gereja Kristen malah semakin berkembang." (dikutip dari buku "Nazisme et Islam" karya Omar Amin Mufti).
Sebelum saya melanjutkan cerita zzzz ini (tewaak!), saya merasa perlu untuk memberikan sedikit pengetahuan tambahan yang berkaitan dengan Third Reich. Meskipun saya berusaha sebisa mungkin untuk bersikap fair dalam artikel-artikel ini, saya juga tidak memungkiri bahwa ada banyak elemen-elemen dari kekuatan Eropa yang menonjol di pertengahan abad ke-20 ini yang membuat saya terkagum-kagum.
Satu yang jelas adalah kebohongan luar biasa yang ditelan mentah-mentah oleh kebanyakan dari kita yang berkaitan dengan sikap rasis para Nazi. Hal ini adalah sesuatu yang wajar, karena kita perlu ingat bahwa sejarah selalu ditulis oleh si pemenang, dan khusus dalam hal ini telah ditambahi pula oleh propaganda-propaganda tak kenal henti dari media massa dunia yang hampir sepenuhnya dikuasai oleh Yahudi.
Saya sangat percaya bahwa bila kita ingin mendapat fakta yang jernih dari bias dan kepentingan-kepentingan sekelompok orang, maka kita harus meneliti sejarah periode tersebut dengan membawa hati yang jujur dan fair sehingga kesimpulan yang kita ambil nantinya bukanlah sesuatu yang hanya menjadi pengekor dari "trend" yang berlaku saat ini. Tidak selalu kenyataan adalah apa yang diyakini oleh orang banyak, karena seperti yang Hitler telah katakan sendiri: "Apabila suatu kebohongan dijejalkan terus-menerus, maka orang akan menganggapnya sebagai sebuah fakta."
Iya memang Jerman zaman Nazi menerapkan sistem rasialisme dalam pemerintahan mereka, tapi sistem yang seperti apa? Nah, semoga ilustrasi ini bisa membantu anda:

2.RASIALISME NAZI: 
"Rasialisme Jerman berarti penemuan kembali nilai-nilai kreatif dari ras mereka sendiri, sekaligus penemuan kembali kebudayaan mereka. Usaha pencarian yang mereka lakukan adalah sesuatu yang mengagumkan dan terhormat. Rasialisme Nasional-Sosialisme bukanlah dibuat untuk melawan ras lain melainkan dibuat untuk kepentingan ras sendiri. Tujuannya adalah untuk mempertahankan dan mengembangkan ras yang sudah ada, dan mengharapkan ras lainnya melakukan hal yang sama."
"Hal ini dibuktikan ketika Waffen-SS memperbesar jumlah anggotanya dengan memasukkan tidak kurang dari 60.000 orang Islam ke dalam jajarannya. Waffen-SS sangat menghargai cara mereka menjalani hidup, adat kebiasaan, dan terutama keyakinan religiusnya. Setiap batalion SS Islam mempunyai imamnya masing-masing, dan setiap kompi mempunyai Mullah. Harapan kita bersama adalah semoga kualitas mereka mendapat apresiasi setinggi mungkin. Inilah rasialisme yang kita anut! Aku hadir saat setiap kamerad Islamku menerima hadiah pribadi dari Hitler selama berlangsungnya tahun baru. Tahukah anda apa hadiahnya? Sebuah liontin dengan Al-Qur'an kecil di dalamnya! Hitler telah sangat menghormati mereka dengan memberikan aspek terpenting dalam hidup dan sejarah mereka. Singkatnya, rasialisme Nasional-Sosialisme merupakan ideologi yang setia pada rasnya sendiri dan sangat menghormati ras lainnya" (Léon Degrelle, "Epic: The Story of the Waffen SS," The Journal for Historical Review, vol. 3, no. 4, halaman 441-468).

3.Nazi dan islam:
Dalam Perang Dunia II, Jerman berperang melawan negara-negara yang selama ini kita kenal sebagai negara penjajah bangsa-bangsa Muslim seperti Inggris, Prancis, Rusia dan Belanda. Hal inilah yang menyebabkan jutaan orang Islam di seluruh dunia mendukung Hitler dan mendaftarkan diri sebagai sukarelawan di ketentaraannya. Sebagian terbesar dari mereka adalah orang-orang Bosnia, Albania, Chechnya, Tatar, dan bangsa-bangsa lainnya yang berada di bawah tirani komunis Soviet. Jangan lupakan pula unit-unit yang terdiri dari para anggota perlawanan Arab (Freies Arabien).


Rabu, 23 November 2011

Graff zeppelin - Kapal induk milik NAZI

Kapal induk Graf Zeppelin diluncurkan dengan kemeriahan luar biasa pada tahun 1938. kehadiran Graf Zeppelin langsung memberikan kepercayaan kepada AL Nazi (Kriegsmarine) untuk menjadi sebuah angkatan perang di luar yang memenuhi standar tinggi Menurut sejumlah pengamat, sayangnya Herman Goring yang menjadi arsitek pembangunan AU Jerman hingga menjadi begitu powerfull nya, lalai terhadap pembangunan mesin-mesin perang angkatan laut. Sayangnya nasib Graf Zeppelin tak jauh beda dan mesin-mesin perang rahasia Nazi lainnya. Keputusan selalu setengah hati, itulah masalahnya.


Padahal andai saja Graf Zeppelin bisa dioperasikan sebelum perang usai, kapal ini bisa berlayar berdampingan dengan Bismarck dan Prinz Eugen. Ketiga kapal ini tentu akan bergandengan tangan dalam memukul setiap serangan udara hingga tidak akan berakhir dengan lumpuhnya Bismarck.

Sejarah
Nama Graf Zeppelin dipilih untuk menghargai Pangeran Ferdinand von Zeppelin. Sampai berakhirnya PD II, Graf Zeppelin menjadi satu-satunya kapal induk yang dimiliki Jerman. Konstruksi Graf Zeppelin diterima pada 16 November 1935 dan lunasnya dipasang pada 28 Desember 1936 oleh Deutsche Werke dan Kiel. Akhirnya kapal yang mengusung harapan besar itu diluncurkan pada 8 Desember 1938. Walau kemudian ternyata tidak pernah betul-betul selesai dikerjakan, berdinas aktif apalagi beroperasi.

Riwayat kehadiran Graf Zeppelin dimulai dari pengumuman Hitler pada 1935 yang mengatakan bahwa Jerman akan memiliki kapal induk untuk memperkuat Kriegsmarine. Dua lunas lalu dipasang tahun berikutnya. Dua tahun kemudian Grand Admiral Erich Raeder memperkenalkan program Plan Z yang intinya rencana pembangunan kapal yang ambisius. Dalam rencana ini disebutkan bahwa akan dibangun empat kapal induk pada tahun 194.S. Namun pada tahun 1939 ia merevisi program dengan mengurangi jumlah kapal menjadi dua saja

Jerman kala itu menganut paham tidak akan memberi nama untuk kapal yang belum diluncurkan. Maka kapal induk pertama Jerman ketika diletakkan diberi kode “Carrier A” yang kemudian dinamakan Graf Zeppelin ketika diluncurkan tahun 1938. Kapal kedua diberi kode “Carrier B” sejak diluncurkan. Sejumlah nama, termasuk Peter Strasser dan Deutschland, disebut-sebut tidak pernah secara resmi dibuat.

Ketika Fuhrer melakukan pembicaraan dengan AL Jerman, sesaat setelah kejatuhan Third Reich, Hitler menyatakan kebimbangannya terhadap kelanjutan perogram kapal induk. Selain itu, Marshall Hermann Goring, Commander in Chief AU Jerman, juga menunjukkan ketidaksukaannya terhadap apa yang tengah digarap Raeder. Namun sang laksamana tetap optimis. Apalagi pada tahun 1941 semua menurut dia sudah siap dikerjakan. Raeder melaporkan semua perkembangan kepada Hitler bahwa pekerjaan sudah mencapai 85 persen dan akan selesai dalam setahun. Tahun berikutnya akan dilanjutkan dengan uji laut dan latihan terbang di landasan kapal. Meskipun Hitler terus meyakinkan Raeder bahwa program tetap dijalankan, perseteruannya dengan Goring tidak pernah berhenti malah terus memuncak. Goring malah sampai menunjukkan kesehatannya terhadap unsur udara AL Jerman dengan menginformasikan kepada Hitler dan Raeder sendiri bahwa pesawat yang dipesan untuk Graf Zeppelin belum akan siap hingga akhir 1944. Goring mencoba menerapkan taktik menunda-nunda. Dan memang akhirnya program Graf Zeppelin menemui kesulitan berarti. Pada tahun 1940, Carrier B dibatalkan. Karena kekurangan material dan tenaga kerja, Graf Zeppelin pun bernasib nyaris serupa.

Terpicu oleh Raeder, Hitler memerintahkan Goring untuk memroduksi pesawat untuk memenuhi kebutuhan kapal induk. Di bawah tekanan, sang marsekal menawarkan versi desain ulang dari Junkers Ju 87B dan Messerschmitt Bf 109E-3. Padahal kedua pesawat sudah dalam masa phased out dari skadron garis depan AU.

Jelas Raeder tidak senang. Namun ia tidak punya pilihan, menerima apa adanya atau tidaksama sekali. Pesawat yang ditawarkan Goring ini juga membawa dampak terhadap konstruksi Graf Zeppelin. Instalasi dek penerbangan harus diganti untuk menyesuaikan dengan profil pesawatnya.

Pada tahun 1943, Hitler merasa kecewa oleh AL. Akibatnya berujung kepada dicopotnya Raeder dan digantikan oleh Admiral Kari Donitz, laksamana penguasa kapal selam. Pergantian jabatan mi membuat pekerjaan Graf Zeppelin sccara utuh dihentikan. Pada menjelang akhir PD II, Graf Zeppelin ditenggelamkan di air dangkal di Stettin (sekarang Szczecin). Kejadian ini berlangsung 25 April 1945, hanya sesaat sebelum Red Army menguasai kota.

Setelah Jerman menyerah, ccrita dan kisah Graf Zeppelin tidak pernah jelas. Menurut Allied Tripartite Commision, kapal “Category C” (dirusak atau ditenggelamkan) telah dihancurkan atau ditenggelamkan di laut dalam pada 15 Agustus 1946. Lain lagi dengan Rusia. Negara ini memutuskan untuk memperbaiki kapal rusak itu. Graf Zeppelin akhirnya ditarik pada Maret 1946. Foto terakhir yang memperlihat sosok Graf Zeppelin diambil ketika kapal meninggalkan Swinemuende (sekarang Swinoujscie) pada 7 April 1947. Dalam foto terlihat dek kapal dimuati berbagai kontainer, kotak-kotak dan elemen konstruksi. Karena itu diperkirakan semua kontainer digunakan untuk membawa perlengkapan pabrik yang dirampas dan Polandia dan Jerman ke Uni Soviet.

Selama beberapa tahun, tidak ada informasi seputar kapal ini yang bisa diterima. Sejumlah spekulasi mengatakan bahwa adalah sangat tidak mungkin kapal rong-sokan itu dibuat di Leningrad. Karena pasti kedatangan kapal sebesar itu akan mendapat perhatian oleh intel Barat. Asumsi memperlihatkan bahwa kemungkinan bangkai kapal telah hilang dalam perjalanan antara Swinemuende dan Leningrad.

Setelah dibukanya arsip-arsip Soviet, misteri itu seperti akan terungkap. Kelihatannya kapal induk Graf Zeppelin telah ditarik ke Leningrad. Kemudian setelah dibongkar, didesain ulang menjadi PO-101 (FloatingBase Number 101). Rusia berharap bahwa kapal masih bisa diperbaiki di galangan kapal Leningrad. Ketika akhirnya terbukti tidak berguna, kapal ditarik agi ke laut lepas, kembali ke Swinemuende. Di sini, pada 16 Agustus 1947, Soviet mengadakan latihan pertempuran laut dan udara. Dan sebagai target penembakan, ya si Graf Zeppelin yang malang.

Diduga, Soviet menginstal bom udara di flight deck, di hanggar dan bisa iadi di dalam cerobong asap, dan kemudian meniatuhkan bom dari pesawat, membakar kapal dan menembakkan torpedo. Latihan penyerangan ini dilakukan dibawah mandat Tripartite dan memberikan Soviet pengalaman menenggelamkan kapal induk. Hebatnya setelah dihantam 24 bom dan proyektil, kapal tidak juga tenggelam. Barulah setelah diterjang torpedo, Graf Zeppelin tamat riwayatnya. Sejak itu bangkai kapal tidak pernah ditemukan.

Specifications :
Displacement: 33,550 tonnes
Length: 262.5 m (861 ft 3 in)
Beam: 31.5 m (103 ft 4 in)
Draft: 7.6 m (24 ft 11 in)
Propulsion: Geared turbines, 200,000 WPS (147,000 kW), four screws
Speed: 35 kn (65 km/h)
Range: 14,816 km (8,000 nmi) at 19 kn (35 km/h)

Complement: 1,720 crew
306 flight personnel

Armament: 16 × 15 cm SK C/28 guns
12 × Flak (10.5 cm)
22 × 3.7 cm SK C/30 (AA)
28 × Flak (2.0 cm)

Aircraft carried: Complement of 50
10 × Messerschmitt Bf 109 fighters
20 × Junkers Ju 87 dive bombers
20 × Fieseler Fi 167 torpedo bombers

Kamis, 17 November 2011

Panzerkampfwagen V "Panther"


Desain

Tank Panther didesain mengikuti bentuk tank Soviet T-34 yang cukup efektif dalam meningkatkan proteksi terhadap peluru tank musuh yakni armor bagian hull depan dan sampingnya dibuat sloped/miring, teknik ini efektif untuk meningkatkan keselamatan dan kemungkinan peluru musuh memantul.




Awalnya terdapat dua pabrikan menyodorkan Prototype Panther yakni Daimler-Benz (DB) dan Maschinenfabrik Augsburg-Nürnberg AG (MAN) yakni VK3002. Masing-masing memiliki kemiripan dengan desain T-34 Soviet, pabrikan DB menyodorkan versi pembesaran dari T-34 Soviet yakni turret ditempatkan pada bagian depan hull, sedangkan MAN lebih memilih menempatkan turret di bagian tengah hull. Setelah keduanya mengikuti test lapangan prototype MAN menang dan masuk tahap produksi massal. Kemenangan prototype MAN didasarkan pada penilaian performa yang lebih baik dan untuk menghindari friendly fire (prototype DB dinilai dapat menyebabkan kebingungan di lapangan karena mirip T-34 Soviet)




Bobot Panther mencapai 45.500kg, lebih ringan dibanding Tiger yang mencapai 55.000kg. Penyebabnya adalah Panther menekankan proteksi bagian depan dan mengorbankan bagian samping dan belakang. Bagian depan Panther yakni baja setebal 100m dapat menahan hampir semua jenis senjata musuh pada jarak 1.000m, namun bagian samping Panther yang hanya memiliki ketebalan baja 40mm mudah sekali ditembus oleh senjata standar tank sekutu macam kanon 3 inch, 75mm/76mm Sherman. Perakitan Panther memakai sistem interlock layaknya tank2-tank Jerman lainnya. Dan pada varian Late Panther memakai stell wheel guna menghemat pemakainan baja dan karet





Senjata utama Panther adalah kanon laras panjang KWK 42 L/70 kaliber 75mm, konon pada saat test senjata ini memiliki daya tembus yang mematikan. Laras Panther dibuat panjang untuk memaksimumkan kekuatan peluru yang ditembakkan. Senjata tambahan lainnya adalah dua buah machine gun MG34 7.92mm yang berfungsi menghalau infantri lawan, pada versi selanjutnya Panther memiliki machine gun anti pesawat yang dipasang di cupola





Mesin Panther mengandalkan Maybach HL230 P30 yang memiliki kinerja buruk. Pada Panther versi awal sering sekali mesin ini terbakar karena panas mesin, setelah muncul versi baru mesin tersebut masalah itu hilang namun tetap saja mesin tersebut dianggap terlalu lemah untuk menggerakan Panther.

(<Kanan Jadgpanther . Kiri Panther >)



Panther memiliki berbagai varian, mulai dari

-Panther D (versi awal)

-Panther A (versi Mid)
-Panther G (versi Late dengan steel Wheel)
-BergePanther : keperluan recovery tanpa turret
-Beobachtungspanzer V : Panther untuk misi pengintaian dan observasi, dengan senjata palsu
-Befehlspanzer Panther : Panther khusus komando
-Jagdpanther : Panther versi Tank Destroyer, tanpa turret dilengkapi kanon PAK 43/3 / L/71 kaliber 88mm
-Ersatz M10 Panther G : Panther G dengan bentuk M10 tank US,digunakan untuk mengelabuhi sekutu pada "Battle of the Bulge"
-Night Fighting Panther : Panther yang dilengkapi alat Infra-Red sehingga dapat melihat dengan jelas di malam hari
-Panther F : varian Late yang belum sempat diproduksi, menggunakan kanon 88



History




Panther pertama kali terlibat pertempuran di Kursk 5 July 1943. Saat pertama kali diterjunkan Panther menemui banyak masalah, mulai dari track dan suspensi yang sering rusak sampai mesin yang sering terbakar. Contohnya seperti yang terjadi pada XLVIII Panzer Corps,10 July 1943, hanya 38 Panther yang siap beroperasi 131 lainnya menunggu perbaikan dari total 200 Panther yang diterima tanggal 5 July 1943. Namun hasil pertempuran Kursk cukup menaikkan nama Panther dengan menghancurkan 263 tank Soviet.




Pada saat pertempuran front timur, senjata tank T-34 Soviet (kanon kaliber 76.2 mm) tidak dapat menembus lapisan baja Panther dari depan, awak T-34 perlu menebak Panhter dari samping untuk dapat menghancurkannya. Panther dapat menghancurkan T-34 dengan telak dari jarak 2.000m. Namun di pertengahan perang muncul varian T-34/85 yang memiliki kanon kaliber 85mm yang dapat melumpuhkan Panther dari jarak 500m, malang bagi Jerman, Soviet memproduksi varian ini secara massal. Tank lainnya milik Soviet yang cukup menakutkan bagi Jerman adalah varian IS-2 dengan kanon kaliber 122mm dapat menembus baja hull bagian depan Panther


Total produksi Panther mencapai 4500-6000 unit diproduksi hingga akhir perang.

History
Panther pertama kali terlibat pertempuran di Kursk 5 July 1943. Saat pertama kali diterjunkan Panther menemui banyak masalah, mulai dari track dan suspensi yang sering rusak sampai mesin yang sering terbakar. Contohnya seperti yang terjadi pada XLVIII Panzer Corps,10 July 1943, hanya 38 Panther yang siap beroperasi 131 lainnya menunggu perbaikan dari total 200 Panther yang diterima tanggal 5 July 1943. Namun hasil pertempuran Kursk cukup menaikkan nama Panther dengan menghancurkan 263 tank Soviet.

Pada saat pertempuran front timur, senjata tank T-34 Soviet (kanon kaliber 76.2 mm) tidak dapat menembus lapisan baja Panther dari depan, awak T-34 perlu menebak Panhter dari samping untuk dapat menghancurkannya. Panther dapat menghancurkan T-34 dengan telak dari jarak 2.000m. Namun di pertengahan perang muncul varian T-34/85 yang memiliki kanon kaliber 85mm yang dapat melumpuhkan Panther dari jarak 500m, malang bagi Jerman, Soviet memproduksi varian ini secara massal. Tank lainnya milik Soviet yang cukup menakutkan bagi Jerman adalah varian IS-2 dengan kanon kaliber 122mm dapat menembus baja hull bagian depan Panther.


Di front barat Panther menemui masalah berat, lebih banyak tank Panther yang hancur akibat pesawat serang darat sekutu macam Typhoon dibandingkan oleh tank sekutu. Saat itu langit Eropa telah dikuasai sekutu, AU Jerman hampir tidak bisa menahan kekuatan udara sekutu yang terus menerus menyerang unit-unit darat Jerman. Sehingga kerap kali saat Panther berkonvoi komandan tank Panther bersiaga di cupola dengan senapan mesin anti pesawat.


Walaupun demikian reputasi tank Panther dapat disamakan dengan tank Tiger. Walaupun Jerman menggolongkan Panther sebagai medium tank namun kerap kali sekutu memasukan tank Panther ke kelas yang sama dengan tank Tiger, yakni heavy tank. Dan Panther cukup ditakuti tank-tank sekutu karena Panther memiliki kecepatan lebih tinggi dari Tiger, dan sering kali menyerang secara ambush




Tank terberat sekutu waktu itu yakni Pershing dengan kanon kaliber 90mm masih memiliki kesulitan menembus armor depan Panther, walaupun demikian tank ini lebih efektif dibandingkan dengan tank Sherman yang tak mampu menghancurkan Panther dari depan. Dalam pertempuran melawan tank sekutu Panther menjadi andalan, walaupun demikian yang paling ditakuti oleh awak tank panther bukanlah tank musuh melainkan pesawat serang darat musuh. Sehingga awak tank Jerman diberikan kebebasan untuk mengecat kamuflase tanknya sesuai dengan kebutuhan lapangan.




Rata-rata Panther keluar dari pabrikan dengan warna kuning tua, namun dilapangan ditambahkan warna hijau dan coklat untuk mencegah warna yang menyolok terlihat dari udara. Kamuflase yang cukup terkenal adalah kamuflase ambush




Kamuflase ambush memiliki 3 warna yakni dark yellow, red brown, dan dark green disertai totol2 diseluruh tubuh Panther. Kamuflase ini efektif saat Panther berada dalam kondisi statis maupun di medan hutan-hutan.



Dalam "Battle of the Bulge" dimana Jerman yang terus menerus terdesak mundur sejak sekutu mendarat di Eropa, tiba-tiba pada Desember 1944 melancarkan serangan balasan di pergunungan Ardennes Belgia. Jerman mendesak sekutu mundur hingga 80 Kilometer sehingga jika dilihat di peta daerah Jerman membentuk tonjolan. Disini Jerman mengerahkan unit-unit khususnya yakni tank-tank dan prajurit yang disamarkan mirip dengan milik sekutu. Beberapa tank Jerman seperti tank Panther diubah sedemikian rupa sehingga menyerupai M-10 tank Amerika untuk kemudian disusupkan ke garis belakang sekutu. Namun sayang bagi Jerman siasat tersebut gagal. Seluruh tank Jerman berhasil dihancurkan sekutu.

Berikut adalah panther yang disamakras menjadi M10 (tank amerika)

Ersatz M10 Panther G


dan ini adalah versi asli tank M10 (tank amerika)

Senin, 14 November 2011

Mengganti tampilan kursor di Blog

Caranya ialah :

  1. Buka Website http://www.cursors-4u.com
  2. Pilih tampilan Kursor yang anda mau
  3. Bila sudah Copy script yang anda pilih
  4. Kemudian buka Blog anda
  5. Pilih Desain>Edit Html
  6. Setelah itu carilah </head> di Edit Template tekan Ctrl+F agar memudahkan pecarian
  7. Bila sudah ditemukan paste script kursor diatas tulisan </Head>
  8. Kemudian simpan Template
  9. SELAMAT MENCOBA..!!!

Jumat, 11 November 2011

Goliath, Robot kepunyaan NAZI

Goliath, adalah nama robot tertua yang dipakai dalam dunia kemiliteran. Goliath sebenarnya adalah ranjau yang dapat berjalan. Robot ini diciptakan oleh Wehrmacht (angkatan bersenjata Jerman) semasa perang dunia kedua. Goliath yang memiliki nama asli SdKfz. 302 Sonderkraftfahrzeug (kendaraan untuk kebutuhan khusus) ini, diproduksi di Bremen pada tahun 1940-an. Kendaraan ini dikendalikan dengan menggunakan remote kontrol. Tugas utama Goliath adalah mengangkut bahan peledak mendekati prajurit musuh. Goliath mampu mengangkut 60 Kg bahan peledak dan mampu menghancurkan tank, gedung atau barikade pertahanan musuh.
Goliath adalah siluman yang menghantui front timur selama perang dunia kedua. Keberadaannya, menginspirasi pemerintah Uni Sovyet untuk menciptakan robot militer kedua pada masa perang dunia kedua. Robot ini disebut sebagai teletank (Tt).

Seorang operator kendaraan dikendalikan melalui kabel telepon spooling keluar dari belakang Goliat ke kotak kontrol joystick. Panjang kabel adalah 2.000 kaki. Hal ini terbukti menjadi salah satu kelemahan yang fatal. Setelah Sekutu belajar kendaraan, mereka dapat dengan mudah memutuskan kawat.

Butuh 5-6 orang untuk menyiapkan Goliat untuk digunakan. Di Polandia, sebuah pertahanan yang mudah ditemukan dengan menempatkan blokade sederhana di jalan-jalan yang akan menghentikan Goliat bergerak maju.


Spesifikasi :
Pertempuran pertama: Sevastopol - 7 Juni 1942

Jumlah Produksi: 7.579 unit

Speed: 5-12 mil

Kamis, 10 November 2011

Bismarck, The Great Battleship

Mesin perang Nazi Jerman yang berkeliaran di lautan merupakan kapal-kapal tangguh dan sulit ditundukkan. Salah satu kapal perang Nazi yang menjadi andalan, Bismarck, bahkan menjadi simbol kapal perang terbesar di dunia kala itu, baik dalam ukuran fisik maupun kaliber senjatanya.Secara fisik Bismarck yang dibuat pada tahun 1936 dan kemudian rampung tahun 1940 memiliki bobot 41.700 ton, panjang badannya lebih dari dua kali lapangan sepak bola ( 251 m) dan tingginya mencapai 36 m.

Agar bodinya tak bisa ditembus peluru meriam berkaliber besar, seluruh badan kapal Bismarck dilapisi baja setebal 33 cm. Lapisan baja tebal itu memang membuat Bismarck yang berbadan raksasa mempunyai bobot yang sangat berat dan berpengaruh pada kecepatan. Karena mesinnya sudah menerapkan sistem modern, kecepatan larinya tetap tinggi, 55 km per jam atau hampir dua kali lebih cepat dibanding kapal perang sejenis yang hanya mampu dipacu pada kecepatan 37 km per jam.

Selain memiliki ukuran raksasa dan berlapis baja tebal, Bismarck juga dilengkapi meriam-meriam raksasa dan ukuran sedang yang jumlahnya berlimpah. Ada delapan meriam kaliber raksasa, 15 inci (38 cm) yang ukuran kalibernya mengalahkan kaliber meriam terbesar milik Inggris yang hanya 14 inci. Meriam-meriam raksasa yang mampu menembak cepat itu masih didampingi selusin meriam kaliber 15 cm. Fungsi meriam raksasa Bismarck memang untuk menghancurkan kapal perang ukuran besar dan itu akan terbukti kelak ketika Bismarck bertemu dengan para pencegatnya, armada Inggris dan sekutunya.


 Sebelum Bismarck turun ke medan laga, Inggris sudah mengalami banyak kerugian akibat ulah kapal-kapal selam Jerman, U-boat dan satu kapal yang berperang secara licik, Graf Spee. Ratusan kapal dagang Inggris yang setiap harinya mengarungi Samudra Atlantik banyak yang dikaramkan oleh dua jenis kapal Jerman itu. Bahkan ketika Graf Spee berhasil ditaklukkan, ancaman itu masih ada. Ancaman akan menjadi makin mengerikan ketika Bismarck yang sudah rampung dibangun diluncurkan ke laut bersama saudara tuanya yang bentuknya mirip, Prinz Eugen.

Ketika Inggris kemudian tahu bahwa Bismarck dan Prinz Eugen telah turun ke medan tempur, upaya untuk mengintai lalu menghancurkan kedua kapal itu pun segera digelar. Angkatan Laut Inggris sendiri merasa ketar-ketir mengingat hanya sedikit kapal perang Inggris yang mampu menandingi Bismarck, yakni King George V dan Hood. Dua kapal Inggris ini dari segi persenjataan memang masih kalah tapi jika bertempur bersama, mereka diharapkan mampu menandingi Bismarck.

Armada lnggis yang dikerahkan untuk memburu Bismarck dan rekannya meliputi penjelajah tempur Hood, kapal tempur Prince of Wales, penjelajah berat Norflok dan Sufflok, penjelajah ringan Birmingham dan Manchester, kapal induk Victorius yang mengangkut 72 pesawat tempur serta puluhan kapal perusak. Inggris memperkirakan Bismarck akan menuju jalur padat, Atlantik Tengah. Oleh karena itu, jalur melalui Selat Denmark Iceland dan Inggris Utara, sudah diblok kapal-kapal perang Inggris. Perburuan armada Inggris untuk menemukan Bismarck, kendati sudah melakukan pence-gatan di berbagai lokasi strategis ternyata sangat sulit. Baru setelah empat hari melakukan perburuan, Bismarck berhasil dideteksi radar Sufflolk saat bergerak memasuki Selat Denmark. Kapal Sufflolk dan Norflok memang hanya bertugas mengintai dan kemudian melaporkan hasilnya kepada rombongan kapal perang Hood dan George V.
Pertemuan antara Sufflok dan Norflok dengan Bismarck memang bukan untuk bertempur dan mereka segera memutuskan kabur. Tapi Bismarck yang mengetahui dua kapal musuh itu segera melancarkan tembakan ke arah Norfolk, tapi luput. Bismarck yang kini sudah tahu bahwa kapal-kapal perang Inggris tengah memburunya, jadi makin siaga. Keesokan harinya, Hood dan Prince of Wales akhirnya bertemu dengan Bismarck dan Prinz Eugen.
Tugas utama Hood dan Prince of Wales adalah menyerang bersama-sama ke arah posisi Bismarck. Namun karena hari masih pagi berkabut dan jarak mereka lebih dari 20 km, dua kapal perang Inggris itu tidak bisa membedakan mana kapal Bismarck dan mana yang Prinz Eugen. Kesalahan itu makin bertambah fatal karena ketika menembak, yang diserang bukan Bismarck tapi Prinz Eugen. Sementara dua kapal Jerman raksasa itu justru mengarahkan semua meriamnya ke arah Hood.
Kesalahan pilih sasaran dan kalah dalam segi persenjataan itu harus dibayar mahal oleh Inggris. Dalam duel sengit yang berlangsung tak terlalu lama, Hood tertembak telak bagian tengahnya oleh meriam-meriam raksasa Bismarck. Ledakan dahsyat disertai nyala api setinggi 300 meter tampak terlontar ke udara, rupanya peluru meriam Bismarck berhasil menghajar gudang mesiu Hood. Dalam hitungan detik, Hood yang terbelah dua akhirnya karam bersama 1416 orang awaknya. Hanya tiga orang yang berhasil selamat dan akibat bencana Hood itu, rakyat Inggris terpukul hebat. Balas dendam untuk memburu Bismarck dengan mengerahkan puluhan kapal perang yang kemudian digelar dalam satu armada pun dimulai lagi. Mereka harus mampu menemukan Bismaick sebelum mencapai Prancis yang saat itu masih menjadi jajahan Jerman.
Seluruh kapal yang dikerahkan untuk memburu Bismarck pada tahap kedua ini terdiri dari lebih 16 kapal perang. Pengejaran tahap kedua ternyata sama sulitnya dan agar tak kehilangan waktu, Inggris mengirimkan pesawat-pesawat tempur torpedonya untuk memburu Bismarck. Setelah diwarnai salah pengeboman terhadap kapal Inggris sendiri, penjelajah Sheffield, konvoi pesawat tempur Inggris akhirnya berhasil menemukan Bismarck yang kini berlayar sendirian. Puluhan torpedo pun dijatuhkan tapi hanya satu yang berhasil mengenai sasaran. Meskipun torpedo yang menghantam Bismarck tidak menimbulkan kerusakan parah, tapi karena mengenai bagian kemudi, tujuan Bismarck jadi berubah arah. Menuju Inggris dan dengan kecepatan lebih rendah. Itu berarti tinggal menunggu waktu untuk bertemu dengan kapal-kapal perang Inggris yang para awaknya rata-rata sudah sangat kelelahan.
Akhirnya Bismarck yang sudah tidak memiliki lagi kemampuan maksimal bertemu dengan kapal Inggris yang mampu menandinginya, King George V, bersama sejumlah kapal penjelajah yang kemudian berdatangan, Rodney, Norfolk dan Dorsetshire. Akibat pertempuran keroyokan itu, Bismarck yang berkali-kali diberondong peluru meriam kaliber besar dan torpedo akhrinya miring.


Kapal-kapal Inggris sampai menghabiskan seluruh torpedo untuk memungkasi ketangguhan Bismarck kemudian tenggelam ke dasar Samudra Atlantik bersama panglimanya, Laksamana Gunther Lutjens.

Spesifikasi :
Class and type: Bismarck-class battleship
Displacement: 41,700 tonnes standard
50,900 tonnes full load

Length:
251 metres (823.5 ft) overall
241.5 metres (792.3 ft) waterline

Beam: 36.0 metres (118.1 ft) waterline
Draft:
9.3 metres (30.5 ft) standard
10.2 metres (33.5 ft) full load

Propulsion:
12 Wagner high-pressure boilers;
3 Blohm & Voss geared turbines 150,170 shaft horsepower (111.98 MW);
3 three-blade propellers, 4.70 metres (15.42 ft) diameter

Speed: 30.1 knots (34.6 mph; 55.7 km/h) during trials (one work claims a speed of 31.1 knots) (35.8 mph; 57.6 km/h)
Range: 8,525 nautical miles (9,810 mi; 15,788 km) at 19 knots (22 mph; 35 km/h)
Complement: 2,092: 103 officers 1,989 men (1941)

Armament:
8 × 380 mm/L52 SK C/34 (15 in)(4×2)
12 × 150 mm/L55 SK-C/28 (5.9 in)(6×2)
16 × 105 mm/L65 SK-C/37 / SK-C/33 (4.1 in)(8×2)
16 × 37 mm/L83 SK-C/30 (1.5 in)
12 × 20 mm/L65 MG C/30 (0.79 in)
8 × 20 mm/L65 MG C/32 (8×4) (0.79 in)

Armour:
Belt: 145–320 millimetres (5.7–13 in)
Deck: 110–120 millimetres (4.3–4.7 in)
Bulkheads: 220 millimetres (8.7 in)
Turrets: 130–360 millimetres (5.1–14 in)
Barbettes: 342 millimetres (13.5 in)
Conning tower: 360 millimetres (14 in)
Aircraft carried: 4×Arado Ar 196 A-3, with 1 double-ended catapult